Bayangkanlah seorang pelari maraton dan pelatihnya.
Kadang-kadang pelari itu merasa tidak ingin berlari, namun pelatihnya akan mendorong pelari itu untuk berlari sedapat mungkin. Pelari itu mungkin akan membenci pelatihnya selama masa latihan, namun pada hari pertandingan, setelah kemenangan dicapai, baik pelari maupun pelatihnya akan bergembira.
Kadang-kadang pelari itu merasa tidak ingin berlari, namun pelatihnya akan mendorong pelari itu untuk berlari sedapat mungkin. Pelari itu mungkin akan membenci pelatihnya selama masa latihan, namun pada hari pertandingan, setelah kemenangan dicapai, baik pelari maupun pelatihnya akan bergembira.
Akulah Pelatihmu di dalam kehidupan. Aku akan menantang dan mendisiplinkan kamu dalam persiapan menuju kemenangan. Aku mempunyai pertandingan bagimu untuk kamu tempuh. Ada hal-hal yang Kuingin kamu raih. Aku menghargaimu dan keberhasilanmu. Aku memperbaikimu karena Aku mengasihimu, dan Aku ingin agar kamu menang. Bertahanlah dan percayalah kepada-Ku.
Pelatihmu,
Tuhan
Tuhan
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(Ibrani 12:5-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar